Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat dan berkah-Nya karena kita masih diberinya kesempatan untuk bertemu Ramadhan kembali, shalawat serta salam semoga terlimpah kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam beserta seluruh keluarga dan sahabatnya.
Sebentar lagi bulan yang suci akan datang…bulan yang penuh berkah, penuh rahmah. Bulan ampunan dan bulan yang ditunggu-tunggu oleh umat muslim sedunia.
Ramadhan adalah bulan yang mulia, bulan al-Qur'an, bulan shiyam, bulan bertahajjud dan qiyamullail, bulan kesabaran dan takwa, bulan kasih sayang, ampunan dan terbebasnya hamba dari api neraka, bulan yang terdapat di dalamnya suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan, bulan di mana syetan dibelenggu, pintu neraka ditutup dan pintu surga dibuka.
Bulan saat amal kebaikan dilipat gandakan dan penuh berkah dalam ketaatan, bulan pahala dan keutamaan yang agung. Maka seyogyanya setiap yang mengetahui bulan ini menyambutnya sebaik mungkin, mempersiapkan berbagai amal kebajikan agar memperoleh keberuntungan yang besar dan tidak berpisah dengan bulan itu, kecuali ia telah menyucikan ruh dan jiwanya. Allah Ta'ala berfirman, yang artinya, "Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu" (QS. asy-Syams: 9).
Kaum salaf, pendahulu umat ini telah memahami betapa tinggi nilai tamu tersebut. Oleh karena itu, diriwayatkan, bahwa mereka berdo’a kepada Allah agar dipertemukan kembali dengan Ramadhan sejak enam bulan sebelumnya, dan apabila mereka mengakhirinya, mereka menangis dan berdo'a kepada Allah agar amal mereka pada bulan-bulan yang lain diterima, demikian seperti dinukil Ibnu Rajab rahimahullah.
Bagaimana Kita Menyambut Bulan Ramadhan
Untuk menyambut bulan yang mulia ini, kami ringkaskan beberapa butir penting sebagaimana berikut:
1. Berdo'a, semoga Allah memper-panjang umur kita sampai pada bulan Ramadhan, seperti yang dilakukan oleh sebagian kaum salaf, begitu pula memohon kepada Allah pertolongan dan kekuatan dalam menunaikan shaum, qiyamullail dan beramal shalih di dalamnya.
Allah Ta'ala berfirman, artinya, "Hanya kepada Engkaulah kami beribadah dan hanya kepada Engkaulah kami minta pertolongan". (QS. al-Fatihah:5)
2. Kebersihan dan kesucian, maksudnya adalah kebersihan ma'nawi yaitu taubat yang tulus dan sebenar-benarnya dari segala dosa dan maksiat. Bagaimana mungkin seseorang menu-naikan shaum sedangkan dia berbuka dengan sesuatu yang haram, atau meninggalkan shalat, atau durhaka kepada kedua orang tua, sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat dan malaikat Jibril pun mengamininya?
Wahai saudaraku yang saya cintai! Bagaimana anda menginginkan shaum yang diterima dan bermanfaat, sedangkan anda berada dalam keadaan melakukan dosa ini dan itu?
Belumkah anda mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang artinya, "Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta, maka Allah tidak membutuhkan puasanya dari makan dan minum". (HR. al-Bukhari).
"Berapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan bagian apa-apa dari puasanya, kecuali lapar dan dahaga". (Shahih Al Jami').
Maka bertaubatlah dengan taubat yang tulus dan sebenar-benar taubat, sebab pintu taubat masih terbuka. Dan taubat itu bukan sekedar meninggalkan perbuatan dosa, akan tetapi dengan mengembalikan hati dan hawa nafsu kepada Dzat Yang Maha Mengetahui alam ghaib, "Maka kembalilah kepada Allah". (QS. adz-Dzariat:50). Di antara persiapan jiwa dalam rangka menyambut bulan Ramadhan, hendaknya anda dengan sepenuh hati melakukan shaum sebaik-baiknya dan beramal shalih pada bulan Sya'ban. Sebab pada bulan Sya'ban ini segala amal perbuatan diangkat kepada Allah, sebagaimana sabda Rasululah shallallahu ‘alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Usamah bin Zaid.
"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan shaum sepanjang bulan Sya'ban atau melakukan shaum pada bulan itu kecuali beberapa hari saja beliau tidak melakukannya". (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
3. Di antara persiapan jiwa dalam rangka menyambut bulan Ramadhan, hendaknya anda dengan sepenuh hati melakukan shaum sebaik-baiknya dan beramal shalih pada bulan Sya'ban. Sebab pada bulan Sya'ban ini segala amal perbuatan diangkat kepada Allah, sebagaimana sabda Rasululah shallallahu ‘alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Usamah bin Zaid.
"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan shaum sepanjang bulan Sya'ban atau melakukan shaum pada bulan itu kecuali beberapa hari saja beliau tidak melakukannya". (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
4. Di antara masalah penting lain-nya adalah bertafaqquh (memahami) hukum-hukum shaum dan mengenal petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sebelum memasuki shaum; mempelajari syarat-syarat shaum, syarat sahnya, yang membatal-kannya, hukum shaum pada hari yang diragukan, apa yang boleh, wajib atau haram dilakukan oleh seseorang yang sedang melakukan shaum, apa etika dan sunnah-sunnahnya, hukum-hukum qiyamullail, berapa bilangan raka'atnya, hukum-hukum shaum bagi yang ber-halangan baik karena safar (bepergian) atau sakit, hukum zakat fitrah dan lain sebagainya. Begitu pula mengenai petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam bulan Ramadhan yang bertalian dengan diri beliau, shaumnya, qiyamullailnya, kemurahan hatinya, pemeliharaan dirinya serta keteladanan beliau dalam bertadarrus al-Qur'an, juga yang berkaitan dengan keluarga dan umatnya. Sebab segala sesuatu harus didahului dengan ilmu dan pemahaman sebelum mengamalkannya.
5. Mempersiapkan acara-acara menyambut "tamu agung", di antaranya dengan membaca al-Qur'an, mempelajarinya kemudian menghafalnya, qiyamullail, memberi buka puasa kepada orang-orang yang berpuasa, melakukan umrah, i'tikaf, dan berlomba dalam kebaikan dengan semangat fastabiqul khairat, shadaqah, dzikir, penyucian jiwa dan lain-lain.
Kita berdo'a semoga Allah berkenan memberi taufiq dan hidayah-Nya kepada kita agar dapat beramal shalih pada bulan Ramadhan.
"Ya Allah, pertemukan kami dengan bulan Ramadhan dan berilah kami pertolongan untuk dapat menunaikan shiyam, qiyam, dan amal shalih di bulan Ramadhan dan di bulan-bulan lainnya. Teguhkanlah kami pada keta-atan sampai kami menemui-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan segala do'a". Amin ya Rabbal ‘alamin.
Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad subhanahu wata’ala beserta keluarga dan para sahabatnya.
Allah SWT menciptakan Ramadhan sebagai bulan “Pemutihan” diantara 11 bulan yang lainnya. Kita bersyukur karena di dalam 11 bulan terdapat bulan pembersih diri, dimana kita bisa bertaubat dengan sesungguhnya dari kesalahan-kesalahan yang kita perbuat dan beribadah sebanyak-banyaknya di bulan ini. Karena barang siapa yang berpuasa dengan sungguh-sungguh pada bulan Ramadhan ini, maka dosanya yang telah lalu akan dihapuskan. Hendaknya kita sebagai umat muslim menyambut bulan Ramadhan ini dengan baik dan mengisinya dengan ibadah-ibadah yang dianjurkan. Mudah-mudahan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang masuk ke syurga dan bulan Ramadhan menjadi momentum yang tepat untuk memperbaiki diri kita dan berserah diri kepada-Nya.
Sumber: Nasyarah,”Kaifa nastaqbilu Ramadhan” (Abu Mush'ab Riyadh bin Abdur Rahman al-Haqiil).
Kaum salaf, pendahulu umat ini telah memahami betapa tinggi nilai tamu tersebut. Oleh karena itu, diriwayatkan, bahwa mereka berdo’a kepada Allah agar dipertemukan kembali dengan Ramadhan sejak enam bulan sebelumnya, dan apabila mereka mengakhirinya, mereka menangis dan berdo'a kepada Allah agar amal mereka pada bulan-bulan yang lain diterima, demikian seperti dinukil Ibnu Rajab rahimahullah.
Bagaimana Kita Menyambut Bulan Ramadhan
Untuk menyambut bulan yang mulia ini, kami ringkaskan beberapa butir penting sebagaimana berikut:
1. Berdo'a, semoga Allah memper-panjang umur kita sampai pada bulan Ramadhan, seperti yang dilakukan oleh sebagian kaum salaf, begitu pula memohon kepada Allah pertolongan dan kekuatan dalam menunaikan shaum, qiyamullail dan beramal shalih di dalamnya.
Allah Ta'ala berfirman, artinya, "Hanya kepada Engkaulah kami beribadah dan hanya kepada Engkaulah kami minta pertolongan". (QS. al-Fatihah:5)
2. Kebersihan dan kesucian, maksudnya adalah kebersihan ma'nawi yaitu taubat yang tulus dan sebenar-benarnya dari segala dosa dan maksiat. Bagaimana mungkin seseorang menu-naikan shaum sedangkan dia berbuka dengan sesuatu yang haram, atau meninggalkan shalat, atau durhaka kepada kedua orang tua, sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat dan malaikat Jibril pun mengamininya?
Wahai saudaraku yang saya cintai! Bagaimana anda menginginkan shaum yang diterima dan bermanfaat, sedangkan anda berada dalam keadaan melakukan dosa ini dan itu?
Belumkah anda mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang artinya, "Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta, maka Allah tidak membutuhkan puasanya dari makan dan minum". (HR. al-Bukhari).
"Berapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan bagian apa-apa dari puasanya, kecuali lapar dan dahaga". (Shahih Al Jami').
Maka bertaubatlah dengan taubat yang tulus dan sebenar-benar taubat, sebab pintu taubat masih terbuka. Dan taubat itu bukan sekedar meninggalkan perbuatan dosa, akan tetapi dengan mengembalikan hati dan hawa nafsu kepada Dzat Yang Maha Mengetahui alam ghaib, "Maka kembalilah kepada Allah". (QS. adz-Dzariat:50). Di antara persiapan jiwa dalam rangka menyambut bulan Ramadhan, hendaknya anda dengan sepenuh hati melakukan shaum sebaik-baiknya dan beramal shalih pada bulan Sya'ban. Sebab pada bulan Sya'ban ini segala amal perbuatan diangkat kepada Allah, sebagaimana sabda Rasululah shallallahu ‘alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Usamah bin Zaid.
"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan shaum sepanjang bulan Sya'ban atau melakukan shaum pada bulan itu kecuali beberapa hari saja beliau tidak melakukannya". (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
3. Di antara persiapan jiwa dalam rangka menyambut bulan Ramadhan, hendaknya anda dengan sepenuh hati melakukan shaum sebaik-baiknya dan beramal shalih pada bulan Sya'ban. Sebab pada bulan Sya'ban ini segala amal perbuatan diangkat kepada Allah, sebagaimana sabda Rasululah shallallahu ‘alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Usamah bin Zaid.
"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan shaum sepanjang bulan Sya'ban atau melakukan shaum pada bulan itu kecuali beberapa hari saja beliau tidak melakukannya". (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
4. Di antara masalah penting lain-nya adalah bertafaqquh (memahami) hukum-hukum shaum dan mengenal petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sebelum memasuki shaum; mempelajari syarat-syarat shaum, syarat sahnya, yang membatal-kannya, hukum shaum pada hari yang diragukan, apa yang boleh, wajib atau haram dilakukan oleh seseorang yang sedang melakukan shaum, apa etika dan sunnah-sunnahnya, hukum-hukum qiyamullail, berapa bilangan raka'atnya, hukum-hukum shaum bagi yang ber-halangan baik karena safar (bepergian) atau sakit, hukum zakat fitrah dan lain sebagainya. Begitu pula mengenai petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam bulan Ramadhan yang bertalian dengan diri beliau, shaumnya, qiyamullailnya, kemurahan hatinya, pemeliharaan dirinya serta keteladanan beliau dalam bertadarrus al-Qur'an, juga yang berkaitan dengan keluarga dan umatnya. Sebab segala sesuatu harus didahului dengan ilmu dan pemahaman sebelum mengamalkannya.
5. Mempersiapkan acara-acara menyambut "tamu agung", di antaranya dengan membaca al-Qur'an, mempelajarinya kemudian menghafalnya, qiyamullail, memberi buka puasa kepada orang-orang yang berpuasa, melakukan umrah, i'tikaf, dan berlomba dalam kebaikan dengan semangat fastabiqul khairat, shadaqah, dzikir, penyucian jiwa dan lain-lain.
Kita berdo'a semoga Allah berkenan memberi taufiq dan hidayah-Nya kepada kita agar dapat beramal shalih pada bulan Ramadhan.
"Ya Allah, pertemukan kami dengan bulan Ramadhan dan berilah kami pertolongan untuk dapat menunaikan shiyam, qiyam, dan amal shalih di bulan Ramadhan dan di bulan-bulan lainnya. Teguhkanlah kami pada keta-atan sampai kami menemui-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan segala do'a". Amin ya Rabbal ‘alamin.
Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad subhanahu wata’ala beserta keluarga dan para sahabatnya.
Allah SWT menciptakan Ramadhan sebagai bulan “Pemutihan” diantara 11 bulan yang lainnya. Kita bersyukur karena di dalam 11 bulan terdapat bulan pembersih diri, dimana kita bisa bertaubat dengan sesungguhnya dari kesalahan-kesalahan yang kita perbuat dan beribadah sebanyak-banyaknya di bulan ini. Karena barang siapa yang berpuasa dengan sungguh-sungguh pada bulan Ramadhan ini, maka dosanya yang telah lalu akan dihapuskan. Hendaknya kita sebagai umat muslim menyambut bulan Ramadhan ini dengan baik dan mengisinya dengan ibadah-ibadah yang dianjurkan. Mudah-mudahan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang masuk ke syurga dan bulan Ramadhan menjadi momentum yang tepat untuk memperbaiki diri kita dan berserah diri kepada-Nya.
Sumber: Nasyarah,”Kaifa nastaqbilu Ramadhan” (Abu Mush'ab Riyadh bin Abdur Rahman al-Haqiil).
No comments:
Post a Comment