Sunday, May 11, 2008

BBM Naik Lagi… BBM Naik Lagi...Adakah Alternatif Lain?


BBM naik lagi...wah semua rakyat yang mendengarnya pasti terasa panik. Kenapa tidak? Sebab bila BBM naik lagi sudah tentu masyarakat menjadi tambah susah. Dengan kondisi sekarang saja, harga-harga barang sudah tinggi. Apalagi kalau BBM naik lagi? Bisa-bisa pusing tuch..Belum naik saja, para pedagang atau pengusaha sudah ada yang menaikkan harga barang, apalagi kalau sudah naik nanti? Wah masyarakat bisa-bisa sudah jatuh tertimpa tangga pula.

Kenaikan harga minyak dunia yang terus meroket sangat berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Harga mentah diprediksi bisa menembus US$ 200 per barel dalam 6 bulan ini akibat ketatnya pasokan minyak karena tingginya permintaan. Pemerintah berencana akan menaikkan BBM sekitar awal Juni 2008. Kenaikan BBM tidak diragukan lagi setelah pernyataan kekhawatiran pemerintah yang dinyatakan oleh Presiden SBY disampaikan di Istana Negara Kamis, 1 Mei 2008. Sekarang pemerintah sedang menyusun kompensasi terhadap kenaikan BBM itu sendiri. Direncanakan BBM akan naik sekitar 20 % - 30 %.

Kita semua tahu BBM sudah menjadi kebutuhan yang mendominasi, dan BBM adalah bahan bakar yang tidak bisa diperbaharui. Mengapa permasalahan BBM tidak pernah usai? Mengapa juga bangsa ini sangat tergantung dengan BBM?

Kita tahu bahwa bangsa kita sudah menjadi negara pengekspor minyak sejak tahun 1980 an. Bila kita hanya menjadi negara pengekspor minyak, sudah tentu dengan kondisi ini bangsa kita akan mendapatkan keuntungan yang berlimpah. Namun, sekarang bangsa kita yang kaya ini sudah menjadi negara pengimpor (net importir) karena kebutuhan BBM dalam negeri yang kian lama kian bertambah besar. Dengan kenaikan harga minyak dunia, tentu saja membuat negara-negara mengalami kesulitan ekonomi. Beban yang ditanggung negara menjadi besar karena negara menjadi defisit. Dengan berbagai langkah, pemerintah berupaya menanggulanginya. Misalnya dengan menaikkan subsudi. Jadi harga minyak yang dijual ke masyarakat dinaikkan, dengan alasan pemerintah akan menggantinya dengan program jaringan sosial (walaupun sebenarnya subsidi tidak pernah efektif dan tidak tepat sasaran).

Namun yang menjadi pertanyaan sekarang, apakah masyarakat bisa menerima kenaikan BBM ini? Apakah tidak ada jalan lain yang ditempuh pemerintah untuk menekan defisit APBN? Mari sama-sama kita pikirkan.....

I. Dampak Yang ditimbulkan Apabila BBM Naik

Kenaikan BBM sangat berdampak terhadap indikator makro ekonomi dan gejolak sosial negara. Diantara dampaknya adalah terjadi inflasi tinggi yang mengakibatkan daya beli masyarakat turun, pengangguran dan jumlah rakyat miskin bertambah, terjadi gejolak sosial dan sebagainya.

Inflasi yang terlalu tinggi menyebabkan daya beli berkurang, sehingga akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

Angka pengangguran di Indonesia diperkirakan akan bertambah sebesar 16,92%. Hal ini terjadi jika pemerintah jadi menaikkan BBM pada prosentase maksimal sebanyak 30 persen. Tak hanya pengangguran, kemiskinan pun akan meningkat. Dengan kenaikan harga BBM sebesar 30%, maka kemiskinan naik sampai 8,5%. Sementara untuk perhitungan terhadap pertumbuhan PDB, kenaikan harga BBM sebesar 30% bisa berdampak menurunkan pertumbuhan PDB sebesar 4,11%. Kenaikan harga BBM sebesar 10% dan 20% masing-masing akan menurunkan pertumbuhan GDP sebesar 1,37% dan 2,74%.

II. Opsi pemerintah dalam menanggulangi Defisit APBN-P

Dalam APBN Perubahan 2008, pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp 234.405,0 milyar untuk anggaran subsidi energi dan non energi. Untuk subsidi energi menyedot anggaran Rp 187.107,2 milyar sedangkan sisanya untuk subsidi non energi. Melihat kecenderungan harga minyak yang terus meningkat, terdapat tiga opsi pemerintah dalam mengatasi defisit APBN-P di tahun 2008 :

1. Perluasan smart card.

Opsi pertama ini banyak dinilai oleh para peniliti dan pakar ekonomi kurang efektif karena dinilai membatasi gerak dan mengganggu proses kegiatan ekonomi masyarakat serta dapat menimbulkan terjadinya kebocoran dan penyelewengan.

2. Subsidi terbatas

3. Dengan menaikkan harga BBM 20 % - 30 %.

Menurut beberapa survey, sebenarnya masyarakat kita hanya sanggup menerima kenaikan BBM sekitar 10 % yaitu sekitar Rp. 500,-. Namun pemerintah akan menaikkan BBM dalam kisaran 20 % - 30 %. Berarti sekitar Rp. 1.500,- dari harga semula. Pemerintah lebih memilih opsi ketiga karena paling sedikit menimbulkan dampaknya. Perbandingan dapat dilihat pada gambar 1.

Dengan kenaikan harga maksimal 30%, pemerintah akan mendapatkan penurunan subsidi BBM sebesar Rp35 triliun. Dana sebesar ini akan digunakan untuk program jaringan sosial yaitu berupa BLT (Bantuan Lansung Tunai) yang akan dibagikan untuk membantu 19,1 juta rumah tangga miskin di seluruh Indonesia. Masyarakat miskin tersebut akan mendapatkan (BLT) plus sekitar Rp100 ribu per bulan ditambah bantuan makanan.

Dampak yang lain adalah akan terjadi gejala sosial apalagi menjelang Pemilu 2009. Tentu keputusan menaikkan harga BBM adalah keputusan yang tidak populer dalam kepentingan politik.


III. Adakah Alternatif Lain Tanpa Menaikkan BBM?

Alternatif-alternatif lain tanpa menaikkan BBM adalah sebagai berikut :

  • Optimalisasi penerimaan, anggaran belanja
Opsi ini dapat berupa penghematan belanja negara disetiap departemen, instansi, pengawasan pengeluaran anggaran di setiap pos-pos pengeluaran, pengembalian dana BLBI atau dengan meminimalisasi kebocoran anggaran , bukan dengan pemangkasan dana-dana yang menunjang pembangunan kita seperti bidang kesehatan dan pendidikan. Opsi ini perlu waktu yang cukup.

  • Efisiensi di tubuh PLN dan Pertamina.
Efisiensi ini dapat dilakukan dengan mengembalikan patokan perhitungan subsidi BBM dari formula Means of Platts Singapore (MOPS) ditambah alfa ke formula biaya pokok BBM Pertamina, mempercepat diversifikasi energi, menerapkan pajak tambahan atas windfall profit yang diterima perusahaan minyak, dan meningkatkan pengawasan distribusi BBM bersubsidi. Opsi ini juga perlu waktu.

  • Peningkatan produksi minyak di Indonesia
Dari sisi penerimaan melalui peningkatan produksi minyak mentah dari optimalisasi lapangan-lapangan minyak tua atau mempercepat produksi dari lapangan baru. Opsi ini cukup sulit dan perlu waktu yang lama.

Sedangkan menurut pendapat lain, yang perlu dilakukan pemerintah adalah dengan membatasi jumlah kendaraan (17,8 persen), membenahi transportasi umum dan kemacetan lalu lintas (9,9 persen), efisiensi Pertamina (7,2 persen), mengembangkan energi baru (6,5 persen), dan menaikkan pajak mobil-mobil mewah (3,8 persen).

IV. Saran

Saran saya sebagai masyarakat bawah adalah hendaknya pemerintah di hari ke depan dapat mengambil kebijakan yang lebih tepat. Sebenarnya yang harus dilakukan oleh bangsa adalah membunuh penyakit yang menerpa bangsa, bukan dengan mengobati gejala dari penyakit tersebut. Jadi pemerintah seharusnya lebih menitik beratkan pada upaya peningkatan produksi minyak di Indonesia (walaupun ini cukup berat). Namun kita harus yakin bila kita memang bekerja keras bersama-sama bahu membahu Insya Allah kita akan dapat mengatasi permasalahan itu. Jadi bukan dengan skenario BBM saja yang kurang efektif dalam penyelamatan APBN kita. Salah satu opsi lain yang kurang dilihat oleh pemerintah adalah dengan melakukan efisiensi penggunaan seluruh anggaran rutin. Opsi ini adalah opsi yang paling simpel. Bila pemerintah benar-benar melakukan penghematan di segala lini, pengawasan pengeluaran anggaran diperketat, dan pemberantasan KKN di semua instansi mulai dari lapisan bawah hingga pejabat teras saya rasa negara tidak terlalu terbebani dengan keadaan seperti sekarang ini.

Kita sebagai masyarakat hanya dapat mendukung langkah pemerintah bukan dengan demo-demo yang tidak membawa manfaat. Mudah-mudah opsi pemerintah dalam menaikkan BBM ini bisa dilihat masyarakat sebagai langkah yang paling tepat baik untuk saat ini namun bukan berarti kita akan terus dengan keadaan ini terutama dalam menyelamatkan APBN kita, kita harapkan langkah pemerintah lebih pada pemecahan masalah bukan pada penyelesaian sesaat.




















1 comment:

Santoso Prihadi said...

wah klo BBM naik.. kasian dech masyarakat.. tapi itu adalah alternatif terakhir untuk menaikkan harga BBM di Indonesia.. dan menurut aq memang harus naik.. g tau yach pendapat yg lainnya...