Monday, January 14, 2008

SRIWIJAYA FC VERSUS PS PERSIPURA, SEBUAH PRESTASI YANG MEMBANGGAKAN

JAKARTA : Sebuah tendangan Obiora akhirnya menjadi penentu kemenangan dengan kedudukan 3 – 0 dalam drama adu penalti Final Copa Dji Sam Soe antara Sriwijaya FC melawan PS Persipura yang berlangsung di Stadiun Gelora Bung Karno (GBK) Senayan Jakarta, Minggu 13 Januari 2008. Rahmat Darmawan berhasil sukses membawa Laskar wong kito menjadi juara baru Copa Dji Sam Soe tahun 2007 ini.


Pada babak pertama Sriwijaya FC sempat kebobolan 1 – 0 atas Persipura, setelah gol yang diciptakan Erners Jeremiah. Belum terjadi perubahan hingga pertandingan babak pertama berakhir.

Pada babak kedua, Sriwijaya FC mulai menaikkan tempo permainan. Serangan-demi serangan terus dilancarkan oleh pemain Sriwijaya FC, dan akhirnya pada menit ke Keith Kayamba Gumbs merubah kedudukan menjadi 1 – 1 setelah terjadi pelanggaran atau handsball di kotak pinalti yang dilakukan oleh pemain Persipura. Dengan kedudukan 1 – 1 ini membuat para suporter dari Sriwijaya FC atau singa mania semakin berteriak gembira.
Hingga babak kedua berakhir, kedudukan masih tidak berubah. Permainan semakin menarik untuk ditonton, dari kedua kesebelasan terlihat berusaha bermain fair play seperti motto pada Copa Dji Sam Soe. Kedua tim melakukan serangan yang variatif dan ketahanan bertahan yang baik. Tampaknya kubu sriwijaya fc lebih mendominasi penguasaan bola di babak kedua, hingga akhirnya diadakan babak tambahan 2 x 15 menit oleh wasit. Sampai babak tambahan usai, kedudukan belum berubah.

Rahasia di balik Kesuksesan

Apakah tips dari pelatih Rahmad Darmawan hingga berhasil membawa timnya sukses dalam Copa Dji Sam Soe tahun 2007 ini? Ternyata pelatih Rahmad Darmawan hanya menginstruksikan anak-anak asuhnya untuk tampil serileks mungkin menghadapi drama menegangkan itu. Hal tersebut ditujukan agar para pemain tidak merasa terbebani. "Memang kami sudah berlatih adu tendangan penalti. Namun saya tadi hanya mengatakan 'lakukan saja tendangan penaltinya, jangan pikirkan masuk atau tidak' sehingga saya berharap para pemain menjadi lebih enjoy dan lebih rileks," jelasnya.

Hal tersebut senada dengan apa yang dilontarkan kiper Ferry Rotinsulu. Ferry yang dalam adu tendangan penalti tersebut berhasil menggagalkan dua eksekusi peman lawan, mengakui dirinya tidak berpikir apa pun dan hanya fokus menghadapinya. "Saya hanya enjoy dan tidak berpikir apa-apa, yang saya lakukan hanya fokus terhadap adu penalti tersebut," ujarnya di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.

Selain memuji penampilan Ferry, Rahmad juga mengakui bahwa dalam adu penalti tersebut juga ada peran dari pemain-pemain lainnya yang berhasil melesakkan gol. "Teman-teman Ferry juga memiliki andil. Kalau Ferry menepis bola tanpa rekan-rekannya mencetak gol, tentunya tidak mungkin kita meraih kemenangan," pungkas Rahmad. Dari segi keeper memang tim sriwijaya lebih diunggulkan memiliki Feri dan peluang untuk menang cukup besar.

Dilain pihak kekalahan bagi Persipura diterima dengan lapang dada. Tidak ada protes, tidak ada kegusaran. Kubu Persipura Jayapura menerima kekalahannya dari Sriwijaya FC pada pertandingan final Copa Indonesia 2007. "Saya melihat pemain sudah cukup maksimal. Saya menerima kekalahan ini dengan hati yang terbuka," ujar Pelatih Raja Isa kepada wartawan seusai pertandingan. Terkait ketiadaan algojo penalti timnya yang mampu mencetak gol dalam adu penalti, ia mengatakan, "Adu penalti terkait keberuntungan. Bagi saya hari ini adalah harinya Sriwijaya."

Persipura dengan demikian harus puas menjadi runner up Copa dalam dua tahun terakhir. Mereka masih berpeluang meraih titel juara karena masih akan tampil di babak 8 besar Liga Indonesia mulai pekan ini. "Saya berharap mungkin nanti di Ligina masih menang," sambung Raja Isa. "Pemain tak ada masalah (dengan kekalahan hari ini). Tidak ada masalah jika kamu suka sepakbola. Lagipula kamu dikontrak untuk bermain."

Kemenangan yang dicapai Sriwijaya FC memang sangat dominan didukung oleh para pemain asing yang mempilari kekuatan tim seperti ada Keith Kayamba Gumbm, Christian Lenglolo, Zah Rahan, Carlos Renato Elias, dan Anorue Obiora Richad yang masing-masing memang menjadi andalan disetiap posnya. Namun bukanlah itu yang menjadi kebanggaan kita. Yang menjadi harapan kita adalah jangan hanya bisa mentransfer pemain asing dengan bayaran yang cukup mahal, apalagi menggunakan APBD yang begitu besar dan sudah tentu berasal dari rakyat. Yang harus dipikirkan adalah bagaimana cara menciptakan tim sepakbola nasional yang tangguh dengan dana yang seefisien mungkin bagi perkembangan persepak bolaan di tanah air.

1 comment:

`.¨☆¨geLLy¨☆¨.´ said...

km ternyata pengemar sepakbola ya ^^::^^ aku ga' mudeng ttng bola yg ku tahu 1 bola di kejar 22 org jd rebutan hik hik...... :D